MASIH DARI LAMREH
Saya diherankan satu hal:
Perguruan-perguruan tinggi yang hebat dan megah di pusat Aceh, mengapa seperti tidak ada respon apa-apa mengenai situs Lamreh ini? Atau mungkin saya yang kurang informasi? Agaknya yang kedua lebih benar; saya kurang informasi. Saya akan mendamaikan diri saya dengan "agak" yang kedua ini.
Tapi tetap akan saya sarankan kepada Fakultas-fakultas di berbagai perguruan tinggi yang mengajarkan ilmu-ilmu berkaitan dengan sejarah dan juga kesenian Islam agar menjadikan tapak-tapak tinggalan sejarah di Aceh sebagai lahan untuk kajian dan penelitian. Diharapkan, beberapa tahun ke depan, kita akan memperoleh data-data yang terpercaya untuk rekonstruksi sejarah Aceh, sehingga identitas yang sesungguhnya dapat dikembalikan dan dijankan sebagai fondasi dari suatu gerak yang akan membawa Aceh kepada yang kondisi yang lebih baik. (Tgk. Taqiyuddin Muhammad)
Menurut Arkheolog Deddy Satria
seperti yang ada di foto atas dengan hasil 'rubbing' atau cetak positif
batu nisan dari periode Samudera Pasai-Lamuri, abad ke-15 M. Secara
morfologis, batu nisan ini memiliki ciri umum bentuk batu nisan dari
periode awal perkembangan Islam di kawasan dunia Melayu, Sumatera. Batu
nisan ini yang sangat menarik dalam hal rancangan motif hiasnya yang
cukup jarang ditemukan, terutama gaya seni pahatnya. Tema motifnya yaitu
motif berupa 'gumbak' atau 'gelombang samudera', munkin dapat
dihubungkan dengan si almarhum sebagai pelaut pada masa hidupnya, karena
lokasi makam berada dalam lintasan pelayaran-perdagangan dunia sejak
jaman pertengahan dan menjadi jalur jaringan ulama pada masa mekarnya
agama Islam di Kawasan Asia Tenggara, lalu menjadi jalur kolonialisme
kristen-eropa (Portugis-Inggris-Belanda-Perancis). Dan motif geometrik
dipadukan dengan tetumbuhan sangat populer dalam khasanah seni
kebudayaan Islam dunia, terutama pada kurun waktu abad ke-14 M. saat
Timur Lank mendirikan pusat peradaban Islam di Samarkhan (setelah
penghancuran Bagdad oleh Mongol pimpinan Humayun) hingga abad ke-16 M.
ketika munculnya tiga kekuasaan Islam Turky-Usamani sebagai kekhalifahan
Islam terakhir, Safawiyyah Persia Syiah, dan Mughal India. Tema hiasan
ini belum ditemukan di kawasan Aceh Utara, namun biasa ditemukan pada
batu nisan Islam di Barus, kadang muncul pada batu nisan dari masa Aceh
Darussalam. (Foto oleh Mizuar Mahdi Al-Asyi, hasil survey permukaan tahun Januari 2013).Saya diherankan satu hal:
Perguruan-perguruan tinggi yang hebat dan megah di pusat Aceh, mengapa seperti tidak ada respon apa-apa mengenai situs Lamreh ini? Atau mungkin saya yang kurang informasi? Agaknya yang kedua lebih benar; saya kurang informasi. Saya akan mendamaikan diri saya dengan "agak" yang kedua ini.
Tapi tetap akan saya sarankan kepada Fakultas-fakultas di berbagai perguruan tinggi yang mengajarkan ilmu-ilmu berkaitan dengan sejarah dan juga kesenian Islam agar menjadikan tapak-tapak tinggalan sejarah di Aceh sebagai lahan untuk kajian dan penelitian. Diharapkan, beberapa tahun ke depan, kita akan memperoleh data-data yang terpercaya untuk rekonstruksi sejarah Aceh, sehingga identitas yang sesungguhnya dapat dikembalikan dan dijankan sebagai fondasi dari suatu gerak yang akan membawa Aceh kepada yang kondisi yang lebih baik. (Tgk. Taqiyuddin Muhammad)