Tuesday, March 12, 2013

Menurut Arkheolog Deddy Satria seperti yang ada di foto atas dengan hasil 'rubbing' atau cetak positif batu nisan dari periode Samudera Pasai-Lamuri, abad ke-15 M. Secara morfologis, batu nisan ini memiliki ciri umum bentuk batu nisan dari periode awal perkembangan Islam di kawasan dunia Melayu, Sumatera. Batu nisan ini yang sangat menarik dalam hal rancangan motif hiasnya yang cukup jarang ditemukan, terutama gaya seni pahatnya. Tema motifnya yaitu motif berupa 'gumbak' atau 'gelombang samudera', munkin dapat dihubungkan dengan si almarhum sebagai pelaut pada masa hidupnya, karena lokasi makam berada dalam lintasan pelayaran-perdagangan dunia sejak jaman pertengahan dan menjadi jalur jaringan ulama pada masa mekarnya agama Islam di Kawasan Asia Tenggara, lalu menjadi jalur kolonialisme kristen-eropa (Portugis-Inggris-Belanda-Perancis). Dan motif geometrik dipadukan dengan tetumbuhan sangat populer dalam khasanah seni kebudayaan Islam dunia, terutama pada kurun waktu abad ke-14 M. saat Timur Lank mendirikan pusat peradaban Islam di Samarkhan (setelah penghancuran Bagdad oleh Mongol pimpinan Humayun) hingga abad ke-16 M. ketika munculnya tiga kekuasaan Islam Turky-Usamani sebagai kekhalifahan Islam terakhir, Safawiyyah Persia Syiah, dan Mughal India. Tema hiasan ini belum ditemukan di kawasan Aceh Utara, namun biasa ditemukan pada batu nisan Islam di Barus, kadang muncul pada batu nisan dari masa Aceh Darussalam. (Foto oleh Mizuar Mahdi Al-Asyi, hasil survey permukaan tahun Januari 2013).